Sistem Ekonomi Tradisional: Definisi, Karakteristik, Keuntungan dan Kelemahan serta Contoh Negara yang Menganut Sistem Ekonomi Tradisonal

Definisi Sistem Ekonomi Tradisional

Secara umum, definisi sistem ekonomi tradisional adalah sistem yang menganut kebiasaan atau tradisi nenek moyang dalam pelaksanaan kegiatan ekonominya. Tujuan dari sistem ekonomi ini tidak berbeda jauh dengan sistem ekonomi lainnya yaitu untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Dibandingkan dengan sistem ekonomi lainnya, sistem ini merupakan sistem ekonomi yang paling sederhana. Masyarakatnya masih mengandalkan sumber daya alam dan tenaga manusia. Sedangkan sistem pembayarannya pun masih menggunakan cara barter atau tukar menukar.

Dalam sistem ekonomi tradisional ini, masyarakat dijadikan sebagai pelaku produksi atau biasa kita sebut dengan produsen sekaligus sebagai konsumen. Mengapa demikian? Karena seperti apa yang telah kita cermati pada penjelasan sebelumnya bahwa sistem ini menggunakan sistem pembayarannya dengan cara barter atau tukar menukar. 

Lalu, bagaimana dengan peran pemerintahnya? secara tidak langsung peran pemerintah dalam sistem ekonomi ini hanya dijadikan sebagai pengawas atau penjaga ketertiban.

Baca juga: Pelaku Ekonomi: Definisi dan Fungsi Pelaku Ekonomi

Karakteristik Sistem Ekonomi Tradisional

Untuk dapat membedakan sistem ekonomi ini dengan sistem lainnya maka kita perlu mencermati karakteristiknya. Simak penjelasannya berikut ini:

Mereka belum cukup memahami kegunaan uang dan sistem transaksi lainnya, yang masyarakat kenal hanyalah sistem barter atau tukar menukar.
Dalam pelaksanaannya, biasanya masyarakat hanya akan mengandalkan kemampuan yang mereka miliki serta sumber daya alam yang ada di sekitarnya.

Dalam pelaksanaannya, pemerintah hanya sebagai pengawas atau penjaga ketertiban secara tidak langsung.
Memenuhi kebutuhan hidupnya adalah tujuan utama dari sistem ekonomi ini, bukan laba atau keuntungan.

Budaya dan tradisinya masih sangat kental dalam melakukan kegiatan ekonomi tersebut.
Teknik yang gunakan dalam sistem ekonomi ini masih sangat sederhana yaitu cara-cara yang dilakukan oleh generasi sebelumnya atau bisa dibilang sebagai cara nenek moyang pada jaman dahulu.

Hasil produksi tergantung pada kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakatnya.
Kegiatan ekonominya dilakukan secara mandiri bahkan bersama-sama.

Biasanya, mereka yang menganut sistem ekonomi ini akan mengedepankan prinsip asas kekeluargaan dan saling membantu satu sama lain.

Baca juga: Sistem Ekonomi Islam: Definisi, Karakteristik dan Prinsip Sistem Ekonomi Islam

Keuntungan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Tradisional

Dalam sebuah sistem pasti ada keuntungan dan kelemahannya. Hal itu tak terkecualikan pada sistem ekonomi ini. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan yang harus anda ketahui, yaitu:

1. Keuntungan
Masyarakat yang menganut sistem ekonomi ini memiliki rasa solidaritas yang sangat tinggi seperti saling membantu satu sama lain dan sebagainya.
Terjadinya pemerataan pendapatan pada masyarakatnya sehingga sistem ini jauh dari kata kesenjangan.

Kegiatan ekonominya dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya saja, bukan laba. Sehingga dalam pelaksanaannya seringkali menggunakan praktik yang sifatnya lebih jujur, jelas dan sebagainya.

Dalam sistem ini, pemerintah hanya dijadikan sebagai pengawas atau penjaga ketertiban saja sehingga hal itu dapat mengurangi praktik-praktik yang merugikan masyarakat seperti monopoli dan sebagainya.
Tidak adanya inflasi sama sekali pada sistem ekonomi tradisional ini.

2. Kelemahan
Laju pertumbuhan ekonominya berjalan lambat.
Masyarakat hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup seadanya saja, tergantung pada sumber daya alam yang ada,

Tidak adanya standarisasi transaksi dengan menggunakan sistem barter.
Tingkat persaingan pasar sangat rendah sehingga kualitas dan perkembangan produk pun menjadi susah.

Perkembangan pola pikirnya juga masih dianggap sebagai hal yang boomerang.

Baca juga: Logistik: Definisi, Tujuan dan Manfaat serta Aktivitas dari Logistik

Negara Yang Menganut Sistem Ekonomi Tradisional 

Sistem ekonomi ini biasanya hanya digunakan oleh masyarakat yang berada di desa terpencil. Karena banyak negara yang hampir maju maka dapat dipastikan sistem ekonomi ini hampir punah. Namun, masih ada beberapa negara yang menganut sistem ekonomi tradisional ini, seperti Malawi, Ethiopia, Afrika Tengah dan juga Indonesia itu sendiri. Berikut penjelasannya:

Malawi: Negara ini sering disebut juga sebagai negara yang paling miskin di dunia  karena dalam pelaksanaannya mereka hanya mampu mengandalkan bidang pertanian dan memakai sistem transaksi barter atau tukar menukar.
Ethiopia: Negara ini sering disebut juga sebagai negara yang paling miskin di dunia karena dalam pelaksanaannya mereka hanya mampu mengandalkan industri pertanian , sama seperti Malawi. 

Afrika Tengah: Sistem ekonomi ini hanya digunakan oleh sebagain kecil wilayah pedesaan yang ada di afrika seperti Mobaye, Mbaiki, Batangafo dan lain-lain.
Indonesia: Hampir sama dengan afrika tengah. Sistem ekonomi ini hanya digunakan oleh sebagian kecil wilayah terpencil seperti Papua, Nduga dan lain-lain.

Demikian penjelasan mengenai definisi, karakteristik, keuntungan dan kelemahan serta contoh negara yang menganut sistem ekonomi tradisional. Semoga artikel ini dapat memberi manfaat bagi semuanya. Terimakasih telah membaca.