Jenis Perubahan Makna dan Contohnya

Perkembangan bahasa membuat makna suatu kata dapat mengalami perubahan. Perubahan makna terjadi karena adanya perkembangan pemikiran dari pengguna bahasa yang kemudian menimbulkan kebutuhan kata-kata baru serta perkembangan bahasa. Berikut adalah beberapa bentuk dari perubahan makna:

Amelioratif 

Amelioratif adalah perubahan makna kata menjadi lebih baik. Amelioratif terjadi ketika makna suatu kata yang awalnya dirasakan rendah nilainya kemudian berubah menjadi lebih tinggi atau lebih baik nilainya.

Contoh:

- Makna ‘wanita’ dan ‘istri’ nilainya dirasakan lebih tinggi dari kata ‘perempuan’ atau ‘bini’, padahal pada awalnya memiliki nilai yang sama

Peyoratif 

Peyoratif adalah perubahan makna kata menjadi lebih rendah. Peyoratif terjadi ketika suatu kata yang awalnya memiliki makna yang nilainya baik menjadi lebih rendah atau kurang baik nilainya. Peyoratif dapat dikatakan sebagai kebalikan dari amelioratif.

Contoh:

- kata ‘kaki tangan’ pada awalnya memiliki makna ‘pembantu (umum)’ namun karena mengalami perkembangan, kata ‘kaki tangan’ berubah maknanya menjadi ‘kaki tangan penjahat’ atau ‘mata-mata musuh’, yang berarti lebih rendah maknanya. 



Makna yang meluas 

Makna yang meluas terjadi ketika suatu kata yang semula maknanya dan penggunaanya terbatas mengalami perubahan sehingga makna dan penggunaan kata tersebut menjadi lebih luas cakupannya. 

Contoh:

- kata ‘saudara, kakak dan adik’ awalnya digunakan terbatas untuk orang yang memiliki hubungan darah atau keluarga, tetapi makna kata ini meluas sehingga bisa juga digunakan sebagai kata ganti atau sapaan yang tidak hanya diperuntukkan bagi keluarga yang memiliki hubungan darah saja.

Baca juga: Beda Pantun dengan Syair

Makna yang menyempit 

Makna yang menyempit terjadi ketika suatu kata yang awalnya digunakan dan bermakna luas kemudian mengalami pembatasan atau penyempitan makna. Makna kaya menyempit ini adalah kebalikan dari makna kata meluas.

Contoh:

- kata ‘madrasah’ (bahasa arab) pada awalnya memiliki arti ‘sekolah’ (umum). namun dalam bahasa Indonesia sekarang, kata ‘madrasah’ hanya diperuntukkan untuk menyatakan sekolah agama islam.

- kata ‘sarjana’ pada awalnya diperuntukan untuk semua orang yang dianggap pandai. Tapi kata ini mengalami penyempitan makna sehingga sekarang hanya digunakan untuk menyebut para lulusan perguruan tinggi.

Sinestesia 

Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi karena adanya pertukaran tanggapan dari dua indera. Misalnya, suatu kata yang maknanya ditujukan untuk indera penglihatan menjadi ditujukan untuk indera perasa.

Contoh:

- ‘Mukanya masam’; ‘Senyumannya manis’ kata ‘masam’ dan ‘manis’ seharusnya untuk menyatakan indera perasa atau pengecap, tetapi mengalami pergeseran atau pertukaran makna untuk digunakan pada indera penglihatan.

Makna asosiasi 

Asosiasi adalah hubungan makna asli dengan makna baru yang terjadi karena adanya perubahan lingkungan pemakai kata.

Contoh:

- kata ‘catut’ memiliki makna ‘alat pencabut paku’, namun ketika berada di stasiun kereta api, makna kata ‘catut’ dapat berubah menjadi ‘orang yang menjual tiket dengan harga lebih tinggi’.

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa makna asosiasi terjadi berdasarkan lokasi pemakaian katanya karena terjadi perubahan nilai secara sesaat berdasarkan lingkungan.