Manajemen konflik: Definisi, tujuan dan manfaat, strategi dan bentuk manajemen konflik

Definisi Manajemen Konflik

Secara umum, definisi manajemen konflik adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh para pelaku konflik atau pihak tertentu. Tindakan tersebut bertujuan untuk dapat mengendalikan situasi atau kondisi perselisihan yang sedang terjadi.

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa manajemen konflik merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada suatu bentuk komunikasi dari beberapa pihak tertentu. Istilah konflik memang sudah tidak asing lagi bagi kita. Perubahan mungkin salah satu penyebab dari adanya konflik.

Baca juga: Administrasi Perkantoran: Definisi, fungsi, tujuan, ruang lingkup serta pembahasan lengkapnya

Definisi Manajemen Konflik Menurut Para Ahli

Berikut adalah definisi manajemen konflik yang pernah dikemukakan oleh beberapa para ahli, yaitu:

1. Howard Ross
Definisi manajemen konflik menurut pendapat Howard ross adalah sebuah langkah yang diambil untuk dapat mengendalikan perselisihan. Hasil dari langkah tersebut mungkin saja bisa menghentikan perselisihan bahkan tidak sama sekali.

2. Minery
Definisi manajemen konflik menurut pendapat beliau adalah suatu proses yang terjadi secara terus menerus hingga akhirnya tercapai suatu model yang berbentuk representatif dan ideal.

Tujuan Manajemen Konflik

Manajemen konflik bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan oleh pihak tertentu sehingga mereka dapat tetap fokus terhadap tujuan visi misinya. Selain itu, manajemen ini juga bertujuan untuk membangun rasa saling menghargai antar satu dengan yang lainnya serta meningkatkan tingkat kreatifitas sehingga organisasi tersebut dapat berkembang dengan baik.

Baca juga: Administrasi Negara: Definisi, tujuan, ruang lingkup, ciri-ciri beserta contoh administrasi negara

Manfaat Manajemen Konflik

Ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan setelah melakukan manajemen konflik ini, yaitu:

1. Evaluasi sistem
Dengan adanya konflik maka organisasi dapat melakukan evaluasi, apa yang menyebabkan terjadinya konflik tersebut, apa kekurangannya dan lain sebagainya. Dengan demikian, organisasi dapat berkembang ke arah yang lebih baik lagi.

2. Mengembangkan kompetensi
Dengan adanya pengembangan terhadap kompetensi organisasi ini maka penanganan manajemen konflik dapat dikatakan sangat baik. Mengapa demikian? karena hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghadapi segala konflik yang terjadi.

Strategi Manajemen Konflik

Stevin menyatakan bahwa ada 5 langkah atau strategi mendasar dalam manajemen konflik, yaitu:

1. Pengenalan
Pengenalan merupakan strategi awal dalam melakukan manajemen konflik. Kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi, pihak yang terlibat dalam perselisihan dan lain sebagainya. Pengenalan juga dapat disebut sebagai informasi awal yang harus kita ketahui.

2. Analisis
Apabila kita telah merasakan cukup terhadap informasi yang dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah menganalisa apa saja yang menjadi penyebab dari terjadinya konflik. Dalam langkah ini, metode merupakan hal yang paling penting.

3. Menyetujui solusi
Setelah menganalisis masalah perselisihan tersebut maka kita dapat melanjutkan ketahap selanjutnya yaitu menentukan solusi yang terbaik untuk konflik tersebut. Langkah ini, idealnya harus dilakukan oleh beberapa pihak tertentu. Dengan kata lain, sebuah solusi harus berasal dari adanya kesepakatan bersama.

4. Pelaksanaan
Setelah kesepakatan telah ada maka langkah selanjutnya adalah penerapan atau merealisasikan hasil dari solusi yang telah disepakati bersama yang dilakukan oleh semua pihak. Pastikan bahwa solusi tersebut tidak akan menimbulkan masalah-masalah baru lagi.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari manajemen konflik. Dengan adanya sistem evaluasi maka kita dapat mengetahui apakah kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya sudah berjalan efektif dan efisien.

Baca juga: Manajemen Waktu: Definisi, manfaat, fungsi, tujuan beserta pembahasan lengkapnya

Bentuk - bentuk Manajemen Konflik

Dawn M. Baskerville mengatakan bahwa bahwa ada 6 bentuk dari manajemen konflik, yaitu menghindari, akomodasi, kompromi, bersaing, kolaborasi dan mengkombinasi. Berikut adalah masing-masing penjelasannya.

1. Menghindari (avoiding)
Pada umumnya, seseorang atau kelompok akan menghindari terjadinya konflik. Avoiding merupakan bentuk yang paling efektif untuk dilakukan karena hal tersebut dapat meminimalisir kemungkinan-kemungkinan yang dapat menimbulkan konflik.

2. Akomodasi (accommodating)
Dalam hal ini, segala pendapat yang dikemukakan oleh semua pihak yang ikut terlibat dalam perselisihan akan dikumpulkan menjadi satu kesatuan. Dengan demikian maka kita dapat mencari solusi dengan cara tetap mengutamakan kepentingan dari salah satu pihak tertentu saja.

Hal yang sangat disayangkan pada bentuk ini adalah masih timbul rawan konflik dan harus dievaluasi secara berkala.

3. Kompromi (Compromising)
Bentuk yang satu ini berbanding terbalik dengan bentuk sebelumnya. Didalam sebuah kompromi terdapat saling menghargai antar kepentingan dan pendapat yang satu dengan lainnya. Selain itu, pihak yang terlibat juga dapat melakukan negosiasi dan mencari solusi secara bersama-sama.

Kompromi merupakan bentuk manajemen konflik yang dapat menghasilkan suatu jalan keluar dengan baik tanpa menimbulkan perselisihan lainnya.

4. Persaingan (competing)
Bentuk yang satu ini lebih menekankan kepada adanya arahan terhadap pihak lain untuk melakukan persaingan dan harus memenangkan tujuan yang dimilikinya.

Dalam bentuk ini pastinya akan ada istilah menang dan kalah. Bentuk competing sering dianggap sebagai strategi cadangan dalam melakukan manajemen konflik, hal ini dikarenakan kurang efektifnya strategi tersebut.

5. Kolaborasi (collaborating)
Sesuai dengan namanya, para pihak yang terlibat dalam perselisihan akan melakukan kerjasama untuk membentuk suatu solusi. Solusi tersebut juga harus memperhatikan kepentingan-kepentingan pihak lainnya.

6. Kombinasi (Conglomeration)
Bentuk ini cenderung akan mengkombinasikan seluruh bentuk manajemen konflik  sehingga dalam pelaksanaannya seringkali membutuhkan tenaga yang besar.

Demikian penjelasan porosilmu.com mengenai definisi, tujuan dan manfaat, strategi dan bentuk manajemen konflik. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan terimakasih telah membaca.