Manajemen Konstruksi: Definisi, peranan, fungsi, tugas manajemen konstruksi beserta pembahasan lengkapnya

Definisi Manajemen Konstruksi

Secara umum, definisi manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mengaplikasikan berbagai macam aspek yang berhubungan dengan manajerial dan teknologi dari konstruksi itu sendiri.

Ada yang berpendapat bahwa modal bisnis yang berasal dari seorang konsultan konstruksi merupakan bagian yang terdapat didalam sebuah manajemen konstruksi. Modal tersebut biasanya digunakan untuk memberi pengarahan terhadap sebuah proyek yang sedang dijalankan. Perlu digaris bawahi bahwa manajemen konstruksi dan manajemen proyek memiliki makna yang berbeda. 

Construction Management Association of America (CMMA) pernah mengatakan bahwa manajemen konstruksi memiliki beberapa tanggung jawab yang berbeda-beda, yaitu perencanaan proyek, manajemen biaya, waktu, administrasi kontrak termasuk manajemen keselamatan dan praktik profesional.
Manajemen konstruksi lebih menekankan kepada bisnis industri konstruksi yang memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan terbaik pada seluruh prosesnya.

Baca juga: Dokumentasi: Definisi, tujuan, peranan, fungsi dan macam - macam dokumentasi

Definisi Manajemen Konstruksi Menurut Para Ahli

Sebagian ahli pernah mengatakan bahwa definisi manajemen adalah upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Sedangkan definisi konstruksi adalah kegiatan yang berhubungan dengan adanya penyelenggaraan untuk membangun suatu bangunan.

Jadi, definisi manajemen konstruksi yang pernah dikemukakan oleh para ahli yaitu upaya yang dilakukan untuk mengelola pembangunan dengan baik guna mewujudkan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Didalamnya terdapat sekelompok orang dengan masing-masing keahlian yang dimilikinya.

Peran Manajemen Konstruksi

Dalam pelaksanaannya, seorang manajer memiliki peran untuk melakukan manajemen konstruksi ini, yaitu:

1. Agency Construction Management (ACM)
Dalam hal ini, seorang manajer akan berperan sebagai coordinator yang menghubungkan antara perencanaan, penerapan dan juga kontraktor. 

2. Extended Service Contruction Management (ESCM)
Dalam pelaksaannya kontraktor juga sering diperankan oleh manajemen kontraktor itu sendiri. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya perselisihan antar pihak kontraktor dan pihak manajemen.

3. Owner Construction Management (OCM)
Segala kegiatan yang dilakukan dalam manajemen konstruksi akan dikembangkan kembali oleh pemilik perusahaan. Jadi, para pihak manajemen juga akan bertanggung jawab terhadap kegiatan manajemen proyek yang ada.

4. Guaranted Maxium Price Construction Management (GMPCM)
Peran yang dimiliki oleh seorang konsultan kontraktor tentunya akan lebih fokus terhadap kegiatan konstruksi itu sendiri dibanding menjadi seorang wakil pemilik perusahaan sehingga segala kegiatan yang berkaitan dengan permasalahan waktu, biaya, mutu dan lain-lain akan dipertanggungjawabkan oleh seorang konsultan.

Baca juga: Manajemen Risiko: Definisi, tujuan, jenis, bagian-bagian dan pembahasan lengkap

Fungsi Manajemen Konstruksi

Kita tahu bahwa manajemen konstruksi merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan tertentu, khususnya perusahaan yang membutuhkan pembangunan properti.

Pada umumnya, manajemen konstruksi akan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki agar tujuan dapat dicapai secara maksimal. Berikut adalah beberapa fungsi manajemen konstruksi, yaitu:

1. Perencanaan (planning)
Dalam pelaksanaannya, manajemen konstruksi dapat menentukan apa saja yang akan dibutuhkan untuk membangun sebuah proyek, metode apa yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut, kapan proyek tersebut akan dilakukan dan lain sebagainya. 

2. Pengorganisasian (organizing)
Manajemen konstruksi memiliki peran untuk membentuk suatu divisi yang dibutuhkan dalam kegiatan proyek perusahaan. Tak hanya membentuk, seorang manajer juga dapat memberikan posisi yang dianggap tepat untuk melakukan pekerjaan proyek tersebut.

3. Pengarahan (actuating)
Didalam manajemen juga terdapat pembinaan, pelatihan dan lain-lain agar tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh seluruh pegawainya dapat dijalankan dengan baik.

4. Pengendalian (controlling)
Manajemen konstruksi juga dapat menjalankan peran sebagai pengawas kegiatan proyek dan mengevaluasi apabila ada hal-hal yang dirasa belum cukup untuk memenuhi target. 

Fungsi lainnya yang terdapat pada manajemen konstruksi ini yaitu pengendalian biaya (cost control), pengawasan terhadap perencanaan dan penerapan kegiatan (quality control), waktu (time control).

Baca juga: Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM): Definisi, fungsi, tujuan beserta model dalam manajemen SDM

Tugas Manajemen Konstruksi

Berikut adalah beberapa tugas yang harus dilakukan oleh seorang manajer konstruksi, yaitu:
1. Mengawasi jalannya kegiatan proyek lapangan agar tetap sesuai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Meminta laporan terkait tugas dan perkembangan pembangunan konstruksi.

3. Memiliki hak untuk memberhentikan kegiatan apabila sudah tidak sesuai dengan target yang diinginkan.
4. Menyelenggarakan rapat secara rutin dengan melibatkan berbagai pihak seperti konsultan perencana, wakil pemilik dan lain-lain.

5. Memiliki tanggung jawab secara langsung terhadap pemilik atau wakil perusahaan dalam hal penyampaian informasi.
6. Memiliki tanggung jawab terhadap pengesahan material yang akan digunakan dalam kegiatan konstruksi.

7. Mengelola serta mengkoordinasi peran-peran yang terlibat dalam pembangunan konstruksi.
8. Memiliki tanggung jawab terhadap perubahan kontrak.

9. Melakukan pemeriksaan terhadap shop drawing.
10. Memastikan bahwa metode yang dilakukan sudah tepat sesuai dengan syarat K3LMP (Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan, Mutu dan Pengamanan).

Demikian penjelasan porosilmu.com mengenai definisi, peranan, fungsi, tugas manajemen konstruksi beserta pembahasan lengkap tentang manajemen konstruksi. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan terimakasih telah membaca.