Teori Pembentukan Jagat Raya

Tahukah kamu berapa luas dari jagat raya ini? Jagat raya ini  begitu luas dan tanpa batas. Hingga sekarang, masih belum ada seorang pun ahli atau ilmuwan yang tahu di mana dan sampai mana batas dari jagat raya ini.

Meski jagat raya ini tanpa batas, tapi ketika kita menengadah memandang langit, pandangan kita seorang -olah terbatasi pada bentuk setengah lingkaran yang mengelilingi bumi. Hal ini biasa disebut sebagai bola langit. Bola langit adalah ruang atau space yang tidak terhingga luasnya, namun seolah -olah berbentuk lingkaran seperti bola.


Jagat raya atau universe ini juga sering disebut sebagai alam semesta, ruang angkasa atau antariksa. Jagat raya adalah ruangan yang meluas ke segala arah dan tidak terhingga. Dalam jagat raya ini terdiri dari benda -benda langit, termasuk kabut gas atau nebula dan juga gugusan bintang yang jumlahnya tidak terhitung.

Pembentukan jagat raya ini telah dipelajari sekian lama oleh para ahli astronomi. Para ahli astronomi ini pun banyak yang mencetuskan berbagai teori pembentukan jagat raya. Namun, di antara berbagai teori pembentukan jagat raya yang ada, terdapat dua teori pembentukan jagat raya yang secara umum diakui.

Dua teori pembentukan jagat raya tersebut adalah teori dentuman besar atau Big Bang Theory dan teori keadaan tetap atau Steady State Theory.
Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)
Ada banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa awal pembentukan jagat raya ini disebabkan oleh adanya ledakan besar. Berdasarkan teori dentuman besar atau Big Bang, jagat raya pada awalnya adalah massa yang sangat besar dan memiliki massa jenis yang sangat besar pula.

Dalam massa tersebut, terjadi reaksi inti yang menyebabkan massa tersebut meledak dahsyat dan mengembang secara cepat dengan menjauhi pusatnya. Ledakan dahsyat ini terjadi sekitar 13,7 milliar tahun silam.

Ledakan tersebut mengakibatkan banyak materi terlontar ke segara penjuru jagat raya. Pada akhirnya, materi tersebut membentuk bintang, planet, asteroid, debu kosmis dan juga meteor.

Teori dentuman besar ini awalnya dirintis oleh seorang ahli fisika Rusia, Alexander Freidman di tahun 1922. Ia berpendapat bahwa struktur jagat raya ini tidaklah statis. Impuls kecil mungkin cukup menjadikan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut sesuai teori relativitas Einstein.

Jika berdasar pada perhitungan Georges Lemaitre di tahun 1927, disebutkan bahwa jagat raya ini mempunyai permulaan dan mengalami pengembangan yang dipicu oleh sesuatu hal. Ia mengusulkan sebuah pandangan bahwa awalnya, jagat raya adalah atom primitif.

Pendukung dari teori Dentuman Besar lainnya adalah Edwin Hubble. Ia adalah seorang astronom dari Amerika Serikat yang berpandangan bahwa semua galaksi mengalami pergeseran spectrum merah, yakni pergeseran cahaya bintang -bintang mendekati spectrum merak.

Hal ini artinya bintang -bintang tersebut bergerak menjauhi bumi dan saling menjauh satu sama lain. Menurutnya, dulu bintang -bintang terletak saling berdekatan dan berkumpul pada suatu titik massa mampat yang disebtu “volume nol” atau “singularitas.” Volume nol inilah yang kemudian meledak dan mengembang.

Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)
Teori keadaan tetap ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1948 oleh Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Hermann Bondi. Mereka adalah para ahli astrofisika yang mengemukakan tentang sebuah teori yang merupakan perpanjangan paham materialistis abad XIX. Teori ini pada dasarnya mengabaikan adanya Pencipta dan model jagat raya yang tanpa batas.

Menurut teori Keadaan Tetap, jagat raya bersifat statis atau tetap, atau tidak ada permulaan maupun akhir. Jagat raya tidak berubah dalam ruang angkasa dan tidak berubah dalam waktu.

Ketika jagat raya mengembang, materi baru terus menerus muncul dengan sendirinya pada jumlah yang pas hingga jagat raya berada dalam keadaan yang stabil. Galaksi baru yang terbentuk dari materi baru ini mengakibatkan jagat raya jadi tampak sama sepanjang masa.

Para ilmuwan ini berpandangan bahwa jagat raya ini akan tetap sama sampai kapan pun juga. Meski demikian, mereka tetap mengakui bahwa jagat raya mengembang atau mengalami ekspansi. Namun, pada kondisi umum yang tetap.