Tips Jadi Penulis Fiksi Hebat, Siapa pun Pasti Bisa!

Adakah yang bercita – cita menjadi seorang penulis fiksi? Wah, itu adalah cita -cita yang hebat. Tentunya, kamu tak boleh hanya bercita -cita jadi ‘sekedar’ penulis fiksi donk. Gantungkanlah cita -citamu setinggi mungkin, dan bercita -cita menjadi penulis fiksi yang hebat. Bahkan, sehebat Raditya Dika, Asma Nadia, Dewi Lestari, bahkan mungkin J.K Rowling.

Tapi, untuk bisa sukses menjadi penulis fiksi hebat, tentu ada banyak tugas yang harus kamu selesaikan. Memiliki bakat menulis serta imajinasi yang baik saja tidaklah cukup untuk bisa menjadi penulis fiksi hebat.

Lebih dari itu, kamu harus bisa membumbui bakat dan imajinasi kamu dengan kebiasaan yang tepat. Ya! Hanya dengan kebiasaan yang tepat, kamu bisa menjadi penulis fiksi yang hebat.

Nah, agar bisa membantu kamu menjadi penulis fiksi yang hebat, simak tips -tips berikut ini ya. Tips berikut ini adalah kebiasaan yang perlu kamu jalankan untuk bisa jadi penulis fiksi hebat. Ow ya, tips ini dirangkum dari berbagai sumber yang tentunya bisa bermanfaat bagi kamu.


1. Mulai dengan Akhir di Pikiran
Apa maksudnya “mulai dengan akhir di pikiran?” Ya, tak sedikit penulis yang membiarkan novel tulisannya mengalir begitu saja. Ia hanya tahu potongan kisah awal yang akan ditulisnya. Lantas, bagaimana endingnya?

Yah, biarkan mengalir begitu saja. Nanti juga akan muncul seiring berjalannya waktu. Ups, benarkah itu langkah yang tepat untuk menulis? Tapi, tahukah kamu kalau menulis tanpa tahu arah tujuan dari novel tulisan kamu, justru akan menghabiskan lebih banyak waktu.

Langkah ini memang tidak salah. Tapi, lebih efektifnya kalau ketika kamu mulai menulis, kamu sudah tahu keseluruhan gambaran dari cerita yang akan kamu tulis. Dengan begitu, kamu bisa menulis dengan lebih cepat dan juga arah tulisanmu akan lebih jelas.

Meski pun kamu sudah tahu endingnya, tapi toh kamu tetap bisa melakukan modifikasi pada setiap adegannya. Jika kamu sudah punya ide keseluruhan, dari awal, tengah dan akhir, maka tulislah dalam bentuk OUTLINE. Outline ini akan menjaga ide tulisan kamu tetap stabil.

Sebab, jika tidak kamu tulis, kamu mungkin akan lupa dengan berbagai ide cerita yang sudah terbersih di pikiranmu. Alhasil, kamu akan lebih mudah mengalami kebuntuan saat menulis.

2. Menulislah dengan Jadwal
Kamu adalah orang sibuk? Lagi tak ada waktu? Belum sempat? Tunggu waktu luang? Hmm, buang semua kata – kata itu jika kamu memang ingin jadi penulis hebat. Alasan ini memang sering dipakai oleh orang -orang yang menulis bukan untuk pekerjaan utama.

Karenanya, mereka pun selalu menempatkan menulis pada prioritas terakhir. Jika kamu bertindak demikian, sepertinya kamu tidak punya keinginan kuat untuk benar -benar jadi penulis fiksi hebat.

Menulis harus jadi kebiasaan rutin dan jadi prioritas kamu. Menulis adalah sebuah pilihan, dan bukan perkara kamu punya waktu atau tidak. Jadi, jadwalkan untuk menulis walaupun cuma beberapa jam dalam seminggu. Tentu saja semakin intens semakin baik. Berlatih dan terus berlatih.

3. Tidak Ada Tempat untuk Writer’s Block
Writer’s Block? Yah, “writer’s block’ jadi kosa kata paling klise bagi para penulis fiksi. Belum ada inspirasi, lagi gak mood, lagi gerah, suasana bising, dan berderek – deret alasan klise lain yang bisa jadi pembetulan terhadap writer’s block.

Ada yang menyarankan untuk mengatasi writer’s block dengan mencari solusi di luar. Kabarnya, mendengarkan musik, menonton TV, berjalan – jalan, rekreasi, dan kegiatan lain dapat membantu Kamu keluar dari kebuntuan menulis.

Berbagai alasan dan juga jalan keluar ini memang bisa jadi benar. Tapi, sebetulnya writer’s block ini hanya sebuah alasan yang tidak boleh dibenarkan bagi calon penulis fiksi hebat.

Apa jadinya kalau Kamu jadi manja karena alasan writer’s block ini? Bukan tidak mungkin writer’s block hanyalah sebuah pembenaran bagi kamu untuk mangkir menulis. Kecuali kamu sedang sakit, hanya ada dua pilihan ketika kamu merasa diserang writer’s block : MENYERAH atau TETAP MENULIS.

4. Belajarlah dari Para Pembca
Mendapatkan pembaca dari tulisan kamu juga hal yang penting, atau bahkan sangat penting. Jangan berfikir tulisanmu sempurna kalau kamu hanya menilai dari sudut pandangmu saja, sementara tidak ada orang lain yang pernah membacanya dan memberikan tanggapan serupa.

Itu sebabnya, meminta orang lain membaca adalah hal wajib. Kamu perlu mendapatkan tanggapan dari para pembaca, karena pendapat mereka begitu berharga. Tak peduli apakah pembacamu adalah seorang penulis hebat atau bukan.

Bahkan, kalau orang yang kamu minta membaca cerpenmu bukanlah penulis hebat, justru akan lebih menantang. Sebab, membuat mereka yang tidak suka membaca, jadi tertarik dengan tulisanmu, bukanlah hal mudah. Setuju?

Tak perlu harus terbit di media cetak bergengsi. Cobalah bergabung di komunitas menulis. Jadi, kamu bisa membiarkan lebih banyak orang membaca karyamu bukan? Gunakan saja sebagai sarana berlatih.

Kalau pembaca bilang karyamu terlalu rumit, jangan membantah atau malah bilang kalau si pembaca tidak punya intelegensi sebaik kamu. Bukankah kamu menulis untuk dibaca orang lain dan bukan sekedar buku diary?

Kalau pembaca bilang jalan ceritamu biasa dan mudah ditebak, maka cobalah belajar twist ending. Dengan begitu, kamu bisa lebih berkembang sebagai penulis. Jika tidak, maka kamu justru akan jalan di tempat saja.

5. Mengasah Pikiran tentang Tulisan
Menghabiskan waktu hanya dengan menulis saja tidak cukup loh. Kamu juga perlu mengasah pikiranmu tentang dunia kepenulisan. Caranhya? Bacalah tulisan orang lain. Bukankah seorang penulis yang baik juga adalah pembaca yang baik? Dengan begitu, pikiranmu akan lebih kaya dengan ide dan imajinasi.

Cermatilah karya -karya para penulis hebat lainnya. Perhatikan apa yang membuat karya mereka menarik. Cari tahu pula apa yang membuat para pembaca tertarik dengan tulisan mereka.

Selain itu, sediakan pula waktu untuk mempelajari aneka teknik menulis atau tips menulis dan semacamnya. Kamu juga perlu mengasah ketajaman menulis dan mencari tahu perkembangan dunia tulis menulis.