Biografi Kong Hu Cu, Filsuf Terbesar Cina Pendiri Konfusianisme

Kong Hu Cu - Filsuf Terbesar dan yang Pertama Mengembangkan Kepercayaan Bangsa Cina

Nama Kong Hu Cu memang sangat populer di dunia ini. Meski demikian, kepopuleran nama Kong Hu Cu ini lebih sering diidentikkan dengan nama sebuah kepercayaan yang telah berkembang lama di Cina. Padahal, Kong Hu Cu ini bukan hanya sekedar kepercayaan loh.

Kong Hu Cu adalah nama seorang filsuf besar Cina yang sekaligus merupakan orang pertama yang mengembangkan kepercayaan dan pemikiran bangsa Cina. Jadi, siapa sih sebetulnya Kong Hu Cu itu? Yuk kita cari tahu biografi Kong Hu Cu berikut ini.


Mengenal Siapa Kong Hu Cu

Kong Hu Cu lahir di sebuah kota kecil Lu, yang kini merupakan bagian dari wilayah Propinsi Shantung di timur laut daratan Cina. 


Ia lahir sekitar tahun 551 SM (Sebelum Masehi), tepatnya di jaman Dinasti Chou. Masa Dinasti Chou adalah era keemasan ketika kehidupan intelektual di Cina mencapai masa keemasan. 

Ketika usianya masih muda, Kong Hu Cu sudah ditinggal wafat sang ayah. Ia kemudian melanjutkan hidupnya bersama hanya bersama ibunya. 

Kehidupan masa kecil tanpa kehadiran seorang ayah membuatnya harus hidup dalam kesengsaraan karena ekonomi keluarga yang minim.

Meski kehidupan ekonominya penuh kekurangan, tapi pemikiran Kong Hu Cu sangat kaya. Ia bahkan mulai mengembangkan filosofi-filosofi atas dasar pemikiran, dan pengamatannya terhadap kondisi bangsanya.


Setelah dewasa, Kong Hu Cu menjadi pegawai negeri kelas rendah. Kemudian, selama enam belas tahun berikutnya, ia menjadi guru. 

Ketika menjalankan profesi guru inilah, ia sedikit demi sedikit mengembangkan filosofinya. Selain itu, ia pun dengan perlahan mencari pengaruh dan pengikut untuk filosofi yang dikembangkannya.

Kehidupan Kong Hu Cu baru mulai tampak bersinar ketika ia menginjak usia lima puluhan. Ia mendapatkan kedudukan tinggi di pemerintahan kota Lu sehingga ia bisa mendapat kepercayaan lebih dari para pengikutnya.

Hanya saja, ada saja orang yang tidak menyukainya. Ia kemudian difitnah hingga membuatnya dipecat dari jabatannya, diadili bahkan diusir dari berbagai kota. 

Ia pun mengelana ke berbagai wilayah. Dalam pengelanaannya ini, ia menjadi guru sambil menyebarkan ajarannya hingga ia pun meninggal di tahun 479 SM.




Pemikiran dan Ajaran Kong Hu Cu

Kong Hu Cu merupakan sosok filsuf besar Cina yang juga menjadi orang pertama yang sukses mengembangkan kepercayaan dan pemikiran bangsa Cina. 

Meski ketika ia hidup Cina sedang meraih masa keemasan terhadap intelektual, namun penguasa Cina kala itu tidak menjalankan ajaran-ajaran Kong Hu Cu. 

Ajaran Kong Hu Cu baru mulai banyak diterima setelah Kong Hu Cu sendiri meninggal. Seperti namanya, ajarannya dikenal dengan nama Kong Hu Cu dan bahkan digolongkan pada sebuah bentuk kepercayaan Kong Hu Cu. 

Pokok pikiran dari ajaran Kong Hu Cu pada dasarnya adalah tentang moralitas individu dan konsep suatu pemerintahan. 

Ajarannya ini menjadi hal yang sangat berpengaruh di Cina selama ratusan tahun sehingga menjadikannya tokoh yang agung dan dipuja.

Ia banyak mengajarkan tentang budi pekerti, tingkah laju dan keteladanan. Berbagai ajarannya ini tidak hanya merasuk sebagai sebuah kepercayaan, melainkan juga telah diadopsi dan menjadi budaya masyarakat Cina secara luas.

Menurut Kong Hu Cu, ada dua nilai yang paling utama, yakni yen dan li. Yen dapat diterjemahkan sebagai cinta, meski lebih tepatnya diartikan sebagai keramahamahan dalam hubungan dengan seseorang. 

Sedangkan li, digambarkan sebagai gabungan antara tingkah laku, adat kebiasaan, ibadah, tata karma dan juga sopan santun. 

Pada dasarnya, ajaran Kong Hu Cu bersifat konservatif. Kong Hu Cu beranggapan bahwa penguasa dan rakyat semestinya dapat memegang teguh moralitas yang benar, dan menjauhi cara-cara kekerasan.

Harapan Kong Hu Cu adalah kondisi dimana seni memerintah tidak dilakukan dengan main bentak, melainkan dengan keteladanan yang baik.

Meskipun, harapan Kong Hu Cu ini tidak terwujud dengan mudahnya. Karenanya, Kong Hu Cu lebih tepat dianggap sebagai innovator atau seorang pembaharu.


Baca juga: Sistem Politik China dan Struktur Pemerintahannya


Kong Hu Cu dan Konfusiasisme

Kong Hu Cu adalah pendiri dari ajaran Konfusianisme. Konfusianisme ini adalah semacam pikiran filsafat, dan bukan agama. 

Meskipun dalam masyarakat feodal, konfusianisme ini dijunjung sebagai pikiran ortodoks dan menempati kedudukan monopoli yang terhormat, setidaknya sampai dua ribu tahun lebih berikutnya.

Ajaran Konfusianisme ini mempengaruhi hampir semua lini kehidupan masyarakat Cina. Mulai dari bidang ekonomi, politik, kebudayaan, sampai perilaku dan cara berfikir dari bangsa Cina benar-benar dipengaruhi ajaran Konfusinisme selama lebih dari dua ribu tahun.

Bahkan, para ilmuwan asing ada yang menganggap bahwa Konfusianisme ini adalah pikiran agama Cina. Padahal, Konfusianisme ini hanya satu dari sekian banyak aliran pikiran pada zaman Cina kuno.

Konfusianisme berkembang menjadi filsafat resmi di Cina setelah era Dinasti Han. Kaisar-kaisar Cina bahkan memasukkan mata ujian filosofi dasar Kong Hu Cu untuk menyaring para pegawai pemerintahnya. Karenanya, generasi berikutnya pun banyak yang mempelajari filsafat Kong Hu Cu.

Ajaran Konfusianisme terus dipegang teguh oleh bangsa Cina mulai tahun 100 SM sampai 1900 M. Bahkan, Konfusianisme ini pun diterima dan dihayati oleh sebagian besar orang Cina dan mempengaruhi hingga pola kehidupan dan pola pemikiran mereka.