Memahami Teori Komunisme

Secara etimologi, kata komunis diambil dari kata “communal”. Communal dapat diartikan sebagai “community” atau komunitas. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan adanya kepemilikan bersama dan usaha bersama.

Konsep komunis berisi ide-ide sosial mengenai kebersamaan dalam upaya pembentukan komunitas bersama. Ide-ide komunis merupakan konsep lawan dari kapitalisme. Pemikiran keduanya saling bertentangan satu sama lain (Rohmann; 2005; 70).

Faham komunis mulai diperkenalkan pada awal abad ke-19. Komunis dikembangkan dari pemikiran Karl Marx dan Friedrich Engels di Jerman pada 1850-an. Pemikiran kedua tokoh ini merupakan kritikan terhadap faham kapitalisme yang lebih dulu muncul.

Marx dan Engels menciptakan sebuah konsep untuk merevolusi kondisi politik, ekonomi hingga sosial. Pemikiran keduanya dituangkan dalam sebuah buku The Communist Manifesto pada 1948. Karl Marx juga menulis ide-idenya mengenai konsep kapitalisme dalam buku berjudul Das Capital pada 1867 (Ritzer; 2005; xxxiii, 187).

Buku-buku Marx banyak mengkritisi mengenai konsep kapitalisme. Marx beranggapan bahwa terdapat banyak sisi negatif dari konsep ini. Marx menawarkan sebuah konsep sosial yang sebagian pemikirannya terinspirasi dari ide sosialis yang dikembangkan oleh Hegel (Ritzer, 2005: 171).

Bagi Marx, kapitalime adalah bentuk eksploitasi terhadap buruh. Konsep division of labor dalam kapitalisme, menjadikan buruh ter-alienates atau terasing satu sama lain (Rohmann, 2001: 250). Hal ini lalu memunculkan kesenjangan dan kelas-kelas sosial dalam masyarakat. Kapitalisme dianggap memiliki peran besar dalam mendorong terjadinya konflik antarkelas (Deliarnov, 2006: 41).

Marx melihat bahwa ide kapitalisme hanya dilandaskan pada aktivitas ekonomi. Marx menawarkan sebuah metode yang totalitas. Sebuah konsep kepemerintahan dengan konsep socialist society (masyarakat sosial) dapat menggantikan sistem kapitalis (Rohmann, 2006: 250).

Pelajari juga: Memahami Teori Kapitalisme

Socialist society adalah sebuah konsep yang dilandaskan pada kepentingan bersama. Sosialisme inilah yang lantas berkembang menjadi sebuah bentuk komunisme. Konsep ini dipandang mampu menghilangkan kelas-kelas dan konflik yang terjadi dalam masyarakat kapitalis (Deliarnov; 2006; 42).

Pada intinya, komunisme mencakup sistem ekonomi, sosial dan politik. Dalam komunisme, tanah dan modal (capital) merupakan milik bersama. Hak individu tidak diakui dalam konsep komunisme. Tidak ada buruh dan tidak ada pula pemilik modal.

Dengan demikian, tidak ada kelas-kelas yang muncul dalam masyarakat seperti yang terjadi pada kapitalisme (Rohmann; 2005; 69). Pembentukan masyarakat sosialis ini dilakukan melalui kontrol negara melalui kekuatan politik. Konsep inilah yang terangkum dalam faham komunisme (Rohmann; 2005; 105).

Dominasi negara dapat menciptakan stabilitas masyarakat. Negara merupakan instrumen yang memiliki kekuatan untuk memaksa rakyatnya.

Dengan demikian, kepentingan sosial dapat terwujud melalui kekuasaan negara. Negara dapat memanfaatkan regulasi untuk menciptakan kondisi masyarakat sosial yang ideal (Ritzer; 2005; 172).

Faham komunisme pernah diterapkan di negara-negara Eropa Timur dan Tengah, Uni Soviet dan negara bekas jajahan Uni Soviet. Pada akhir tahun 1980-an, negara-negara yang menganut konsep ini mengalami kemerosotan ekonomi.

Karenanya banyak dari negara sosialis komunis yang berpindah ke sistem ekonomi pasar. Melewati abad ke-20, hanya sedikit negara di dunia yang masih menerapkan sistem komunisme (Deliarnov; 2006; 50).