Pengertian Kata Majemuk, Ciri Ciri dan Contoh

pengertian kata majemuk

Ada banyak jenis kata yang kita kenal dalam kaidah kebahasaan, salah satunya adalah kata majemuk. Perlu diperhatikan ya, kata majemuk berbeda dengan kalimat majemuk. Jika kalimat majemuk merujuk pada rangkaian kata atau klausa, kata majemuk jauh lebih ringkas dari itu.

Lantas, apa itu kata majemuk? Kata Majemuk adalah gabungan dua kata (morfem) dasar yang menghasilkan kata dengan makna baru. Kata majemuk ini berbeda pula dengan frasa sehingga harus benar-benar diperhatikan.

Apa bedanya kata majemuk dan frasa? Pada penggabungan kata dalam bentuk frasa, kita dapat mengenali dari posisi satu kata dengan kata lain yang berbeda. Satu kata merupakan inti, dan kata lainnya berfungsi menjelaskan atau menerangkan kata intinya.

Adapun pada kata majemuk, tiap morfem dasar yang membentuknya memiliki kedudukan sama. Tidak ada morfem inti atau pun yang sifatnya menjelaskan atau dijelaskan. Kata majemuk menghasilkan makna baru dari gabungan dua kata dasar tersebut, yang hasil maknanya tersebut bisa sangat berbeda dari kata dasar yang membentuknya.

Ciri - ciri Kata Majemuk

Untuk lebih memahami seperti apa itu kata majemuk, kita bisa mempelajari ciri-ciri kata majemuk. Adapun ciri-ciri kata majemuk, sebagai berikut :

1# Tidak Bisa Disisipi
Ciri kata majemuk yang utama adalah hasil katanya tidak bisa disisipi. Jadi, untuk membedakannya dengan frasa, cobalah untuk membuat sisipan di antara dua kata dasar pembentuknya dan lihat seperti apa maknanya.

Ketika gabungan kata tadi dapat disisipi tanpa mengubah maknanya, artinya gabungan kata tersebut adalah frasa. Akan tetapi, jika gabungan kata tersebut berubah maknanya, berarti merupakan kata majemuk.

Contoh:
“kacamata”
Tidak bisa disisipi menjadi “kaca pada mata”, atau “kata dari mata”, berarti ini adalah kata majemuk.
“sakit mata”
Bisa disisipi menjadi “sakit di mata” atau “sakit pada mata”, berarti ini adalah frasa.

2# Tidak Dapat Diperluas
Kata majemuk tidak bisa diperluas dengan imbuhan berupa awalan atau afiks dan akhiran hanya di masing-masing katanya. Jika akan memberikan imbuhan, imbuhan harus disertakan di gabungan kata tersebut sehingga memiliki makna. Berbeda dengan frasa yang bisa diperluas dengan penambahan afiks di satu kata saja.

Contoh:
Kata majemuk “kereta api” tidak bisa diperluas dengan imbuhan di satu kata saja, menjadi “perkereta api” atau “kereta apian”. Jika harus memakai imbuhan, imbuhan harus diletakkan di awal dan akhir untuk mengapit kedua kata yang membentuknya, sehingga menjadi “perkeretaapian”.

3# Posisi Tidak Dapat Ditukar
Kata-kata yang membentuk kata majemuk memiliki sifat tetap. Artinya, posisi dari kata-kata tersebut tidak bisa ditukar satu sama lain. Jika ditukar, maknanya akan hilang atau berubah.

Contoh:
Kata majemuk “angkat kaki” bermakna ‘pergi’. Kata ini tidak bisa ditukar menjadi “kaki angkat” karena maknanya akan berubah atau menjadi tidak jelas.
Kata “buah tangan” yang bermakna “oleh-oleh” juga tidak bisa ditukar menjadi “tangan buah” karena maknanya jadi tidak jelas.

Tata Cara Penulisan Kata Majemuk

Penulisan kata majemuk dalam bahasa Indonesia di tiap unsurnya bisa ditulis dengan dua cara, yakni dengan cara terpisah dan bisa dengan cara digabung. Bentuk kata majemuk yang ditulis secara terpisah di tiap unsurnya berarti disebut kata majemuk tidak senyawa. Sementara jika rangkaian morfem dasar yang digabungkan ditulis gabung, disebut kata majemuk senyawa.

Contoh:
Kata Majemuk Senyawa : dukacita, sukacita, matahari, kacamata, saputangan, segitiga
Kata Majemuk Tidak Senyawa : kereta api, buah tangan, rumah sakit, mata kaki, harga diri

Makna Kata Majemuk
Kata majemuk dapat dibedakan berdasarkan makna yang dihasilkan oleh gabungan kata tersebut. Adapun beberapa bentuk kata majemuk berdasarkan maknanya, meliputi :

1# Idiom
Kata majemuk termasuk idiom ketika makna dari kata tersebut sama sekali baru sehingga tidak ada makna yang muncul dari salah satu kata dasar yang mengarah pada makna baru dari kata majemuk tersebut. Artinya, kata majemuk yang berupa idiom adalah kata bermakna baru dengan arti yang melenceng dari makna kata-kata dasar pembentuknya.

Contoh:
harga diri
matahari
matabatin
terangbulan

2# Semi-idiom
Kata mejemuk jenis semi-idiom berarti makna baru yang dihasilkan masih memiliki makna asli dari salah satu kata dasar yang membentuknya. Akan tetapi, makna baru yang dihasilkan mengalami pergeseran sehingga sedikit mengubah artinya.

Contoh :
rumah sakit
rumah singgah
buku tulis
bulan sabit