Mengenal Fakta dan Opini

fakta dan opini

Dalam perbincangan sehari-hari hingga perbincangan akademis, istilah fakta dan opini kerap digunakan. Istilah-istilah ini terutama sering kita dengar dalam pembahasan seputar berita. Meski sering didengar, terkadang masih saja ada yang bingung tentang apa bedanya fakta dan opini atau apa pengertian dari keduanya.

Kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai fakta dan opini. Kita akan mengenali karakteristik khas fakta maupun opini sehingga kita bisa membedakan keduanya secara jelas. Jadi, ketika kita menemukan kalimat, kita bisa mengenali dan menentukan apakah kalimat tersebut termasuk fakta atau termasuk opini.

Baca juga: Iklan Layanan Masyarakat: Pengertian, Fungsi, Kriteria dan 55 Contoh Iklan Layanan Masyarakat


Pengertian Fakta dan Opini

Pertama, kita akan membahas pengertian fakta. Pengertian fakta adalah suatu pernyataan yang menampilkan situasi riil sebuah masalah ataupun kejadian yang sudah terjadi. Jadi, sederhananya fakta adalah kebenaran yang memang sudah teruji atau terbukti.

Karena sudah benar-benar berlangsung, dalam fakta sudah tidak ada pendapat orang lain dan tidak ada pula perbedaan pendapat antara satu orang dengan yang lain. Yang ada adalah situasi yang nyata yang telah terbukti dan terverifikasi.

Sebaliknya, pengertian opini jelas berbeda dengan fakta. Ada banyak pendapat tentang arti opini, yang ada intinya, berbagai pendapat ini tetap mengarah pada satu pengertian yang sama.

Salah satu pengertian opini dapat kita pelajari dari yang diungkapkan oleh Leonardo W.  Dood dalam Sumirat (2004) bahwa opini adalah suatu sikap atau pendapat seseorang terkait persoalan atau keadaan yang pernah maupun sedang terjadi.

Sederhananya, opini berasal dari pemikiran atau pendapat seseorang secara pribadi. Ini membuat opini yang terjadi antara satu orang dengan orang lainnya cenderung tidak sama karena opini seseorang sangat dipengaruhi oleh pola pikir, pengetahuan, serta lingkungan sehingga ia dapat menanggapi situasi atau persoalan yang dihadapi.


Ciri - ciri Fakta dan Opini

Untuk mengetahui perbedaan fakta dan opini, kita bisa melihat dari ciri-ciri masing-masingnya. Fakta maupun opini mempunyai ciri-cirinya tersendiri sehingga membuat masing-masing khas. Adapun ciri-ciri fakta dan ciri-ciri opini sebagai berikut :


# Ciri - ciri Kalimat Fakta

Memiliki Data Akurat
Kalimat fakta umumnya disertai dengan data yang jelas terkait suatu peristiwa. Jadi, dalam kalimat tersebut akan terdapat data akurat yang dapat berupa bilangan statistik, tanggal, waktu kejadian, serta data lain yang telah terverifikasi.

Contohnya : Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih dari 237 juta jiwa.

Bersifat Objektif
Dalam kalimat fakta, pernyataan yang ada di dalamnya sifatnya cenderung umum dan diakui kebenarannya oleh banyak pihak, khususnya oleh pihak yang berwenang seperti badan atau lembaga resmi. Bagi siapa pun, data tersebut cenderung dapat diterima. Jadi, tidak ada keraguan ataupun subjektifitas di sana.

Contohnya : Komnas Perempuan baru saja merilis bahwa angka kekerasan dalam rumah tangga di tahun 2015 mengalami peningkatan hingga 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Benar-benar Terjadi
Ciri kalimat fakta yang paling nampak adalah bahwa pernyataan yang terdapat di dalamnya berupa situasi yang memang benar-benar terjadi. Artinya, kita bisa menyaksikan sendiri atau mendengarkan langsung laporan beritanya dari pihak yang berwenang.

Contohnya : Pohon di ujung jalan itu tumbang hingga menimpa pohon yang terparkir di bawahnya.


# Ciri - ciri Kalimat Opini

Mengandung Pendapat Pribadi ataupun Orang Lain
Di dalam kalimat opini kita akan menemukan ada pendapat diri sendiri ataupun orang lain. Artinya, dasar dari opini ini adalah pendapat pribadi seseorang. Hanya saja, perlu diwaspadai karena dalam beberapa kasus, ada kalimat opini yang di dalamnya disisipi pernyataan seorang tokoh populer sehingga terkesan sebagai fakta. Padahal, perkataan orang tersebut selagi berdasarkan pendapat pribadi, juga termasuk opini karena pendapat tersebut belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Contoh : Kepala Bareskrim menduga anggota gerakan separatis itu didukung oleh pihak asing.

Bersifat subjektif
Karena merupakan pendapat pribadi, opini memiliki ciri khas yang bersifat subjektif. Jadi, pernyataan yang ada dalam kalimat tersebut cenderung subjektif atau hanya menurut satu pihak saja, sementara pihak lain bisa memiliki pendapat lain lagi. Jadi, sifat kalimat opini biasanya tidak netral.

Contoh : Dia sangat yakin Kakaknya tidak bersalah.

Memiliki Kata-kata yang Sifatnya Relatif
Kalimat opini cenderung memuat kata-kata yang bersifat relatif. Sifat relatif di sini maksudnya adalah kata atau frasa  yang memungkinkan atau dapat berubah bergantung pada siapa yang mengucapkan. Kata-kata yang menunjukkan sifat relatif biasanya dapat dikenali dari adanya kata-kata : paling, lebih, agak, atau biasanya.

Contoh: Ketika mendekati pesta demokrasi, biasanya semakin banyak hoax yang tersebar yang menyudutkan para calon.