Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Lemak dan Protein
Reaksi metabolisme
merupakan suatu reaksi yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, dengan bentuk jejaringan. Karbohidrat, lemak, dan protein bertemu di
jalur siklus krebs dengan menambahkan asetil koenzim A. asetil koenzim A
merupakan bahan baku dalam siklus krebs yang tujuannya untuk menghasilkan
energi yang berasal dari katabolisme karbohidrat, lemak, maupun protein.
Titik temu dari
berbagai jalur, baik karbohidrat, lemak, dan protein di jalur metabolisme ini
berguna untuk saling menggantikan bahan bakar yang ada di dalam sel.
Hasil
katabolisme lemak, karbohidrat, dan protein ini bermanfaat dalam menghasilkan
senyawa – senyawa lain. senyawa – senyawa lain tersebut dapat membentuk ATP,
hormon, maupun komponen hemoglobin maupun komponen sel yang lainnya.
Lemak atau asam
heksanoat lebih banyak mengandung hidrogen terikat dan lemak merupakan senyawa
karbon yang paling banyak tereduksi. Berbeda halnya dengan karbohidrat atau glukosa
dan protein atau asam glutamat banyak mengandung oksigen, namun lebih sedikit
hidrogen terikat merupakan senyawa yang lebih teroksidasi.
Simpanan energi
paling banyak ada pada senyawa karbon yang tereduksi dan jika ada pembakaran
sempurna dapat membebaskan energi yang lebih banyak karena adanya pembebasan
elektron yang lebih banyak.
Jumlah elektron yang
dibebaskan pada karbohidrat dan protein menunjukkan jumlah energi yang
dihasilkan. Meskipun demikian, jalur katabolisme yang berbeda pada glukosa an
asam glutamat dapat menghasilkan ATP yang sama yaitu 36 ATP. Sedangkan
katabolisme asam heksanoat yang memiliki jumlah karbon yang sama dengan glukosa
yaitu 6 karbon, menghasilkan 44 ATP.
Akibatnya jumlah energi
yang dihasilkan pada lemak lebih besar dibandingkan dengan jumlah energi yang
dihasilkan pada karbohidrat dan protein. Selanjutnya, jumlah energi yang
dihasilkan oleh protein setara dengan jumlah energi yang dihasilkan karbohidrat
dalam berat yang sama.
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila seorang
individu makan dengan ccara mengkonsumci makanan yang mengandung lemak, akan
lebih mudah dalam memberikan rasa kenyang, apabila dibandingkan dengan makan
yang mengandung protein dan karbohidrat.
Rasa kenyang yang
dialami individu disebabkan karena kemampuan metabolisme lemak dalam
menghasilkan energi yang lebih besar. Selain karbohidrat, lemak merupakan
substrat yang penting dalam proses respirasi.
Kemudian, lemak disintesis dari
karbohidrat atau protein melalui asetil koenzim A dan gliserol yang berasal
dari fosfogliseraldehid (PGAL) yang merupakan senyawa antara tahap glikolosos
dan daur krebs.
Susunan lemak berasal
dari penggabungan asam lemak dan gliserol dan agara dapat digunakan dalam
substrat respirasi atau reaksi katabolitik maka lemak terlebih dahulu dibongkar
menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya, gliserol diubah menjadi
dihidroksiaseton fosfat dan diubah lgi menjadi fosfogliseraldehida yaitu zat
antara tahap glikolisis dan daur krebs. Sedangkan lemak diubah menjadi molekul
asetil A dan masuk ke dalam jalur respirasi.
Dalam pembentukan
protein, perlu melibatkan DNA, RNA, dan ribosom. Protein di dalam sel tersusun
dari asam amino yang dapat diubah menjadi glukosa, yaitu alanin, serin, glisin,
sistein, metionin, dan triptofan, sedangkan asam amino lainnya dapat diubah
menjadi lemak.
Protein dipecah menjadi asam amino, dalam reaksi katabolitik,
sehingga dapat masuk ke jalur respirasi melalui transaminasi yaitu pemindahan
gugus amin-NH2 maupun deaminasi yaitu pembuangan gugus amin.
Asam amino seperti
serin, glisin, alanin, sistein diubah menjadi asam piruvat dan masuk ke
mitokondria untuk dimanfaatkan dalam respirasi. Sedangkan asam amino lainnya,
seperti tirosin, leusin, fenilalanin, isoleusin, dan lisin diubah menjadi
asetil ko A untuk mengikuti jalur respirasi.
Karbohidrat menjadi molekul
pertama yang menjadi substrat respirasi, jika karbohidrat habis, maka lemak
yang akan dioksidasi, dan jika keduanya telah habis, maka protein akan
dibongkar menjadi asam amino untuk dioksidasi.
Dalam proses respirasi,
karbohidrat menjadi substrat respirasi yang utama. Energi yang dihasilkan oleh
setiap gram protein setara dengan jumlah energi yang dihasilkan oleh setiap
gram dari karbohidrat.
Sedangkan setiap gram lemak, bila dioksidasi akan menghasilkan
dua kali lipat dari jumlah energi yang dihasilkan karbohidrat dan protein pada
setiap gramnya.
Rantai asam lemak yang banyak mengandung gugus CH2 merupakan
bentuk penyimpanan yang ideal dalam surplus energi metabolic, sehingga energi
yang dihasilkan juga besar karena zat tersebut sangat tereduksi. Lemak disimpan
paling pekat dan sedikit mengandung air.
Pada oksidasi protein di dalam tubuh,
produk akhir katabolisme adalah urea dan senyawa nitrogen lain, ditambah dengan
CO2 dan H2O, sehingga kalori protein tubuh hanya +4,1 kkal/gram.
Referensi:
http://littleboss-smada.blogspot.co.id/2013/10/hubungan-metabolisme-karbohidrat-lemak.html