Memahami Nilai Dominan dan Nilai yang Mendarah Daging

Seperti yang telah diuraikan dalam artikel ciri-ciri nilai sosial, nilai dapat dikatakan sebagai sesuatu yang abstrak namun dapat mempengaruhi tingkah laku manusia. Dalam nilai sosial, ada yang dikenal sebagai suatu ‘nilai dominan’ dan ‘nilai yang mendarah daging’ (internalized value). Nilai dominan dapat diartikan sebagai suatu nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai lainnya. Tentu saja nilai dominan ini berbeda antar masyarakat satu dan yang lainnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti :


  • Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut
Artinya, semakin banyak orang yang mengaku dan menganut suatu nilai, maka nilai tersebut dianggap dominan. Sebagai contoh, banyak orang di Indonesia yang menganggap bahwa demokrasi itu adalah sistem politik yang terbaik, sehingga banyak masyarakat yang mendukung perubahan sosial politik berlangsung ke arah demokrasi.


  • Lamanya suatu nilai dianut oleh masyarakat
Nilai dominan cenderung dihasilkan dari nilai yang telah dijalankan dalam waktu yang panjang. Sebagai contoh, masyarakat wilayah keraton Jogja dan Solo telah melaksanakan tradisi ‘sekatenan’ untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sehingga nilai ini pun dipertahankan.

sumber: solopos.com 


  • Banyaknya usaha orang untuk menjalankan suatu nilai
Maksudnya, untuk menjalankan suatu nilai, seseorang mungkin membutuhkan usaha yang berat atau mungkin ringan, namun tetap berusaha untuk menjalankannya. Sebagai contoh, kegiatan ‘pulang kampung’ pada saat lebaran dan natal sudah menjadi tradisi, serta banyak orang yang mengusahakan untuk menjalankan tradisi ini bagaimana pun beratnya.

Baca juga: Apa Perbedaan Evolusi dan Revolusi


  • Kebanggaan ketika menjalankan nilai
Artinya, ketika seseorang menjalankan nilai tersebut maka nilai tersebut dapat memberikan kebanggaa tersendiri. Sebagai contoh, orang yang menjadi pemimpin maka akan merasa bangga, walaupun hanya sebagai ketua RT.


Sedangkan “nilai yang mendarah daging” merupakan suatu nilai yang telah menjadi kepribadian atai kebiasaan. Karena sudah begitu terbiasa, maka seseorang akan menjalankan nilai tersebut secara tidak sadar atau tanpa melalui proses berpikir atau membertimbangkannya lagi. nilai yang telah mendarah daging ini umumnya telah tersosialisasi dan terbentuk sejak kecil. 

Karena sudah menjadi suatu kebiasaan, maka ketika nilai ini tidak dijalankan, justru akan muncul rasa malu atau bersalah. Sebagai contoh, seorang siswa yang sudah terbiasa rajin dan disiplin dalam belajar dan kegiatan sekolah, maka ketika ia tidak mengerjakan PR atau datang terlambat, ia pun akan merasa malu. Sebaliknya, jika seorang siswa yang sering terlambat datang ke sekolah, ia pun tidak malu untuk datang terlambat meskipun berkali-kali.

Perbedaan dari nilai dominan dan nilai yang mendarah daging pada dasarnya terletak dari pemikiran atau kesadaran seseorang yang menjalankan nilai tersebut. Suatu nilai dominan banyak dipengaruhi oleh pandangan masyarakat dan dalam menjalankannya pun berorientasi pada pandangan orang lain, nilai dominan ini pun menjadi nilai yang dianut masyarakat secara luas dalam kelompoknya. 

Sedangkan nilai yang mendarah daging lebih megarah pada nilai yang dianut secara individu yang dibentuk oleh orang-orang sekitarnya. Nilai ini pun tidak dijalankan dengan pertimbangan panjang karena memang sudah mendarah daging.


Referensi:
Waluya, Bagja. 2009. Sosiologi 1 : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.