Mengenal Bilangan Romawi

Dalam himpunan bilangan, terdapat berbagai kelompok bilangan yang dipelajari dalam matematika. Diantaranya ada bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, bilangan pecahan dan juga bilangan Romawi.

Dalam kehidupan sehari-hari, bilangan Romawi masih sering kita jumpai. Berikut adalah contoh penggunaan bilangan romawi.

1. Ani tinggal bersama orang tuanya di Jalan Merpati II nomor 9.
3. Daerah Istimewa Jogjakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
2. Memasuki abad XXI, banyak penemuan teknologi baru yang canggih.

Huruf-huruf yang dicetak tebal pada contoh kalimat di atas adalah bilangan-bilangan Romawi. Lambang bilangan Romawi sangat mudah dipelajari. Secara umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka yang dilambangkan dengan huruf. Berikut adalah lambang bilangan Romawi:
I melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50
C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1.000

Untuk bilangan-bilangan yang lain, dilambangkan dengan perpaduan (campuran) dari ketujuh lambang bilangan tersebut.

Pada sistem bilangan Romawi tidak dikenal bilangan 0 (nol). Membaca bilangan Romawi berdasarkan hanya pada ketujuh lambang bilangan dasar Romawi, sehingga lambang-lambang tersebut harus dihafalkan. Berikut ini adalah aturan dalam membaca bilangan Romawi:

1. Aturan Penjumlahan Bilangan Romawi
Untuk membaca bilangan Romawi, dapat diuraikan dalam bentuk penjumlahan. Perhatikan contoh berikut :
a. II = I + I
= 1 + 1
= 2
Jadi, II dibaca 2
b. VII = V + I + I
= 5 + 1 + 1 = 7
Jadi, VII dibaca 7
c. LXXVI = L + X + X + V + I
= 50 + 10 + 10 + 5 + 1 = 76
Jadi, LXXVI dibaca 76
d. CXXVII = C +  + X + X + V + I + I
= 100 + 10 + 10 + 5 + 1 + 1 = 127
Jadi, CXXVII dibaca 12

2. Aturan Pengurangan Bilangan Romawi
Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di sebelah kiri, maka untuk membaca bilangan Romawinya dapat diuraikan dalam bentuk pengurangan. Berikut ketentuannya :

a.  Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kanan, maka lambang-lambang Romawi tersebut dijumlahkan.
b.  Penambahnya paling banyak tiga angka.

Perhatikan Contoh:
1. VIII
2. XXXII
3. XIII

Jika diperhatikan lambang bilangan Romawi pada contoh-contoh di atas, semakin ke kanan, nilainya semakin kecil. Tidak ada lambang bilangan dasar yang berjajar lebih dari tiga.

Dari contoh-contoh tersebut dapat ditulis pada aturan pertama dalam membaca lambang bilangan Romawi sebagai berikut:

a.     Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kiri, maka lambang-lambang Romawi tersebut dikurangkan.
b.     Pengurangan paling banyak satu angka.
Contoh:
a. IX = X - I
= 10 - 1
= 9
Jadi, IX dibaca 9
b. IV = V - I
= 5 - 1  = 4
Jadi, IV dibaca 4

2. Aturan Gabungan
Kedua aturan penjumlahan dan pengurangan juga dapat digabung sehingga bisa lebih jelas dalam membaca lambang bilangan Romawi. Perhatikan contoh berikut :

a.     XIV = X + (V – I) = 10 + (5 – 1) = 10 + 4
= 14
Jadi, XIV dibaca 14
b.     MCMXCIX = M + (M – C) + (C – X) + (X – I)
= 1.000 + (1.000 – 100) + (100 –10) + (10 – 1)
= 1.000 + 900 + 90 + 9
= 1.999
Jadi, MCMXCIX dibaca 1.999