Buah Impor dan Buah Lokal di Indonesia

Sebuah fenomena yang mungkin akan terasa aneh untuk didengar, ketika Anda mendapati bahwa harga barang-barang impor justru lebih murah dibanding dengan harga barang-barang produksi lokal. Lebih aneh lagi, kalau barang tersebut adalah buah-buahan.

Bukannya Indonesia adalah sebuah negara agraris yang bisa melahirkan beragam buah-buahan?Bukannya Indonesia memiliki lahan yang begitu luas dengan jumlah petani yang begitu banyak? 

Dan tentu saja, bukannya buah-buahan lokal tersebut sudah berada di negeri sendiri sehingga tak membutuhkan biaya distribusi yang besar layaknya buah impor? Lantas, mengapa harga buah impor lebih murah daripada buah lokal di Indonesia?


Ketersediaan Buah Lokal dan Buah Impor


Pemerintah Indonesia tengah menggalakkan slogan “cintai produk-produk dalam negeri”. Termasuk untuk mencintai produk buah lokal. Hal ini tentu saja sangat perlu dilakukan karena respon masyarakat mulai menunjukkan kecintaan terhadap buah impor.

Namun, kecintaan ini bukannya tanpa alasan. Bukan karena semata-mata buah impor memiliki sisi prestige yang lebih besar dari sekedar buah lokal. 

Namun, lebih karena kenyataan yang menunjukkan bahwa buah impor justru lebih mudah ditemukan. Menariknya lagi, buah impor pun memiliki tampilan yang lebih memikat dengan harga yang justru lebih murah.

Sebagai contoh, harga apel fuji import rata-rata hanya dibanderol dengan harga Rp 18.000 per kg nya. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan harga apel lokal malang yang mencapai Rp 26.000 per kg (hasil-bumi-tani.blogspot.com). 

Meski berharga murah, buah-buahan import juga tampil sangat menarik dengan rasa yang tak kalah lezat. Alhasil, buah lokal pun mulai dilupakan oleh penduduk pribumi sendiri.

Potensi Indonesia dalam Memproduksi Buah


Padahal, sebagai negara agraris Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan berbagai produk pertanian termasuk buah-buahan. Ketersediaan lahan, tenaga kerja dan iklim membuat berbagai jenis buah mampu bertahan hidup dengan baik di Indonesia secara alami.

Sayangnya, berbagai potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini dibuktikan dari produktivitas buah Indonesia yang rendah. Bahkan sebagai negara penghasil buah, Indonesia malah menjadi negara tujuan ekspor buah yang dipandang potensial oleh negara-negara lain. 

Lihat saja perbandingan nilai ekspor buah Indonesia yang masih jauh dari nilai impor buah dengan nilai hampir 300% (www.technology-indonesia.com).

Faktor Pendukung Daya Saing Buah Impor


Jika diamati, fenomena ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Secara umum, efisiensi produksi adalah hal utama yang menentukan harga dan jumlah buah yang beredar di pasar. Jika dibandingkan dengan buah impor, buah lokal tampaknya memang kalah dalam hal efisiensi produksi.

Para importer buah terbesar di Indonesia seperti Cina, Amerika Serikat, Australia dan Thailand mampu menghasilkan buah-buahan dengan tingkat efisiensi tinggi sehingga produktivitas juga tinggi. 

Tingkat produktivitas tinggi ini didukung oleh faktor pendukung yang baik seperti ketersediaan pupuk, lahan, tenaga kerja, teknologi, serta infrastruktur yang baik. Penanganan pasca panen juga menjadi hal keunggulan dari buah impor sehingga ketersediaannya lebih terjamin.

Baca juga: Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Ritel

Peran Pemerintah Negara-Negara Eksportir Buah


Keunggulan ini tak lepas dari dukungan pemerintah negara-negara eksporter buah besar. Misalnya saja di Thailand, pemerintah mengarahkan para petani buahnya untuk mengembangkan produk durian unggulan. 

Jika dulunya, Thailand memiliki hingga 60 jenis durian, maka selanjutnya pemerintah hanya menganjurkan pengembangan terhadap 7 jenis durian sehingga kualitas dan kuantitas yang dihasilkan terus meningkat (www.technology-indonesia.com). Buktinya, kini Thailand terkenal sebagai eksportir terbesar buah durian ini.

Begitupun dengan Cina. Pemerintah Cina memberikan dukungan penuh terhadap perkembangan pasar buah domestik hingga ke pasar ekspor. Berbagai subsidi diberikan Cina kepada para petani kecil, juga pada para retailer. 

Infrastruktur ditingkatkan untuk memperlancar transportasi. Bahkan pemerintah berperan dalam mengembangkan penelitian untuk mendukung perkembangan produksi buah (www.freshfruitportal.com). 

Cina merupakan negara yang sangat efisien dalam menghasilkan berbagai produk pertanian seperti buah-buahan. Pemerintah Cina turut andil dalam penyediaan bibit unggul, fasilitas kredit, pembekalan keilmuan bagi para petani hingga penyediaan lahan serta infrastruktur yang memadai. 

Berbagai faktor ini otomatis dapat membuat biaya produksi rendah. Ditambah lagi berbagai kerjasama perdagangan bebas yang dilakukan Cina dengan Indonesia juga memungkinkan pajak impor buah Cina dapat ditekan ke titik terendah.

Hal serupa juga terjadi di negara eksportir buah lain seperti Amerika Serikat yang pemerintahnya juga sangat mendukung perkembangan usaha pertanian dan perkebunan. 

Kesejahteraan petani juga menjadi prioritas utama agar para petani betah dan terus berusaha mengembangkan kualitas serta kuantitas produksinya. 

Hal ini lah yang membuat produk buah impor menjadi sangat murah, bahkan bisa lebih murah dibanding buah lokal Indonesia (bisnis.liputan6.com)

Ketertinggalan Produksi Buah Indonesia


Indonesia tampaknya memang masih minim dalam hal efisiensi produksi. Faktor dua musim seringkali dijadikan alasan susahnya keberlangsungan ketersediaan buah lokal di pasaran. 

Padahal, dengan penanganan pasca panen serta pengetahuan teknologi yang tepat, hal ini tentu masih dapat diatasi (politik.vivanews.co.id).

Bahkan Indonesia sendiri juga masih belum memiliki perkebunan buah nasional yang dapat dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan buah dalam negeri. 

Mayoritas buah lokal dihasilkan oleh para petani dengan skala produksi kecil dengan teknologi rendah (www.technology-indonesia.com).

Hasilnya, sudah bisa ditebak. Produk buah lokal terhitung minim dalam hal kualitas maupun kuantitas. Hal ini tentu saja turut berkontribusi dalam melambungkan harga buah lokal. 

Padahal, meski harganya mahal, namun penampilan dari buah lokal ini umumnya tak lebih menarik dari buah impor.