Macam dan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia

Tubuh manusia memang unik. Di dalam tubuh kita ini, telah dikebali suatu sistem menarik yang berguna untuk mempertahankan atau melindungi tubuh dari serangan infeksi penyakit atau kuman yang menyerang. Sistem pertahanan inilah yang biasa dikenal sebagai sistem kekebalan tubuh atau sistem imunitas.

Jadi, pengertian sistem kekebalan tubuh manusia atau imunitas yakni suatu sistem pertahanan yang berguna untuk melindungi tubuh dari serangan kuman maupun infeksi penyakit. Kuman maupun penyakit  ini dapat berupa protein asing yang memiliki struktur berbeda dari protein di tubuh manusia. Protein yang berbedai ini juga sering disebut sebagai antigen.

Antigen di dalam tubuh manusia akan segera disingkirkan, dihancurkan atau pun dinetralisir karena dianggap sebagai suatu benda asing dalam tubuh. Yang bertugas untuk melawan benda asing di dalam tubuh ini salah satunya adalah sistem pertahanan tubuh atau yang dikenal sebagai antibodi.


Macam Sistem Pertahanan Tubuh
Antibodi dalam tubuh merupakan zat yang dibentuk tubuh dari protein darah berjenis gama-globulin. Antibodi ini berperan dalam melawan antigen (zat asing/ protein asing) yang masuk dalam tubuh manusia.

Terdapat beberapa macam sistem pertahanan tubuh atau antibodi yang bekerja dengan berbagai caranya masing -masing dalam melawan antigen. Macam -macam antibodi ini meliputi :

  1. Opsonin. Antibodi ini bekerja dengan cara merangsang leukosit agar menyerang antigen atau kuman.
  2. Lisin. Antibodi ini bekerja dengan cara menghancurkan antigen, atau yang disebut sebagai proses lisis.
  3. Presipitin. Antibodi ini bekerja menghadapi kuman atau infeksi dengan cara mengendapkan antigen. Proses ini disebut sebagai presipitasi.
  4. Aglutinin. Antibodi ini bekerja dengan cara menggumpalkan antigen, atau yang disebut sebagai proses aglutinasi.

Bagian tumbuh yang bertugas untuk melawan antigen ini umumnya adalah kelompok sel darah putih (leukosit). Leukosit yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh ini pun ada bermacam-macam dengan berbagai fungsinya sendiri.

Di dalam leukosit, ada yang memiliki granula di dalam plasmanya. Jika didasarkan pada ada atau tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dapat dibagi menjadi:
1. Leukosit bergranula (granulosit), yang meliputi : Neutrofil, Eosinofil, dan Basofil.
2. Leukosit tidak bergranula (agranulosit), yang meliputi :    Limfosit, dan Monosit.

Berikut adalah keterangannya :
#Neutrofil
Neutrophil memiliki plasma yang sifatnya netral dengan inti sel berjumlah banyak (polimorf) dengan aneka macam bentuk. Neutrofil melawan antigen mellaui proses fagosiosis atau dengan cara memakan antigen tersebut. Selain dengan jalan fagositosis terhadap kuman, neutrofil juga memakan jaringan tubuh yang rusak atau mati akibat serangan kuman atau antigen tersebut.

#Eosinofil
 Eosinophil memiliki plasma yang sifatnya asam. Karena sifat asam ini, maka eosinophil akan terlihat merah tua ketika ditetesi larutan eosin. Cara eosinophil dalam menghadapi antigen juga dengan fagositosis. Jumlah eosinophil akan mengalami peningkatan ketika tubuh terkena infeksi.

#Basofil
Basophil memiliki plasma bersifat basa, sehingga akan terlihat berwarna biru ketika ditetesi larutan basa. Basofil memiliki sifat fagosit dalam menghadapi antigen. Di dalam fagosit, terdapat antikoagulan atau anti penggumpalan darah yang berupa heparin.

#Limfosit
Limfosit memiliki inti satu dan memiliki sifat tidak dapat bergerak. Ukuran limfosit ada yang besar dan ada juga yang kecil. Fungsi limfosit adalah untuk membentuk antibodi.

#Monosit
Monosit memiliki inti yang bulat atau bulat panjang dan bersifat mudah bergerak seperti Amoeba. Monosit juga bersifat fagosit. Produksi monosit dilakukan di jaringan limfe (getah bening).

Proses fagositosis

Dalam menyerang antigen atau ketika menghadapi infeksi atau kuman, leukosit umumnya melakukan proses fagositosis. Dalam hal ini, sel fagosit dan limfosit adalah dua hal yang berperan paling penting terhadap kekebalan tubuh manusia. Lalu, bagaimana proses fagositosis tersebut?

Proses fagositosis dilakukan dengan jalan sel fagosit akan menghancurkan antigen dengan cara menelannya (fagositosis). Sel fagosit ini ada dua macam, yakni neotrofil dan makrofag. Sel makrofag dapat keluar dari dalam peredaran darah dan masuk ke dalam jaringan tubuh. Kemampuan sel makrofag ini disebut diapedesis.

Diapedesis sangat penting dalam fungsi melacak atau mencari lokasi antigen atau kuman berada. Ketika antigen telah ditemukan, maka sel makrofag ini pun juga akan melakukan fagositosis.

Di dalam limfosit, terdiri dari limfosit T (T Sel), dan limfosit B (B sel). Kedua sel ini dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan menuju seluruh tubuh melalui pembuluh darah untuk menghasilkan antibodi. Antibodi yang diproduksi ini jumlahnya disesuaikan dengan antigen yang masuk ke dalam tubuh.

Antigen seperti virus tidak selalu masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah saja. Antigen virus juga mampu masuk ke tubuh melalui kulit dan selaput lendir untuk menghindari serangan dari leukosit.

Meski begitu, tetap ada bentuk pertahanan lain yang bisa dilakukan tubuh untuk mengatasinya. Ketika hal ini terjadi, sel tubuh akan membentuk interferon yang merupakan zat yang dapat berperan dalam menghalangi pembentukan virus baru (virus yang memasuki tubuh makhluk hidup akan membentuk virus baru/ replikasi untuk menyerang tubuh).

Macam Sistem Kekebalan
Sistem kekebalan tubuh yang dimiliki oleh tubuh manusia pada dasarnya ada dua macam. Yakni sistem kekebalan tubuh alami dan sistem kekebalan tubuh buatan.

#1 Sistem Kekebalan Alami
Ketika tubuh kita diserang suatu penyakit tertentu, seperti campak, maka tubuh akan meresponnya dengan membentuk antibodi untuk melawan campak tersebut. Antibodi yang dibentuk tubuh ini kemudian membuat tubuh menjadi kebal / imun terhadap campak, apabila di kemudian hari tubuh mendapat serangan campak lagi.

Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki oleh tubuh tanpa adanya perlakuan tertentu inilah yang dapat disebut sebagai kekebalan alami atau kekebalan perolehan (aquired immune).

Contoh kekebalan alami tubuh yang lain misalnya kebalnya bayi terhadap beberapa penyakit setelah bayi menyusu di hari pertama. Hal ini dapat terjadi karena dalam air susu ibu pertama, terdapat kolostrum yang kaya akan antibodi dan mineral. Dengan antibodi ini, bayi akan memiliki kekebalan tubuh yang dapat bertahan selama beberapa hari sampai beberapa minggu.

Hal unik lain dari tubuh adalah kemampuannya dalam mengingat atau mengenali antigen yang pernah menyerang sebelumnya. Hal ini mungkin terjadi karena adanya sel -sel khusus di dalam tubuh yang memang bertugas untuk mengingat serta mengenali antigen. Sel ini disebut sebagai sel -sel memori.

Hal inilah yang menarik dan sekaligus menjadi ciri khas dari sistem kekebalan tubuh, yakni pengingatan atau pengenalan dan pengkhususan. Pengenalan berarti sel -sel memori tubuh dapat mengingat serta mengenal antigen yang pernah masuk dan menyerang tubuh.

Sedangkan kekhususan artinya satu antibodi hanya cocok digunakan untuk satu antigen tertentu saja, atau khusus untuk satu antigen satu antibodi. Contohnya, antibodi cacar khusus hanya cocok untuk melawan antigen cacar saja dan tidak cocok untuk antigen lain jenis lain.

#2 Sistem Kekebalan Buatan
Selain kekebalan tubuh alami, ada juga kekebalan buatan yang merupakan suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja dibuat atau ditumbuhkan dengan jalan pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit (kuman/ antigen) yang telah dilemahkan. Proses pemberian vaksin ke dalam tubuh manusia ini disebut sebagai vaksinasi.

Contoh kekebalan tubuh buatan ini, ketika kita ingin tubuh memproduksi antibodi tetanus, maka kita dapat memperoleh suntikan bakteri tetanus yang telah dilemahkan. Vaksin tetanus yang dimasukkan dalam tubuh tersebut lalu akan dianggap tubuh sebagai antigen. Karenanya, tubuh akan memproduksi antibodi terhadap tetanus.

Dengan antibodi tetanus yang telah dibuat, tubuh bisa jadi kebal terhadap tetanus, apabila suatu saat penyakit tetanus tersebut menyerang. Kekebalan tubuh yang dibuat melalui pemberian vaksin ini disebut sebagai kekebalan tubuh buatan.

Kekebalan tubuh buatan dengan vaksin juga disebut sebagai kekebalan aktif karena muncul akibat tubuh yang membentuk antibodi sendiri.

Selain dengan vaksin, kekebalan buatan juga bisa dilakukan dengan menyuntikkan serum. Serum adalah jenis plasma darah yang di dalamnya telah mengandung antibodi untuk melawan sautu antigen tertentu.

Serum dibuat dengan cara  menyuntik kelinci atau kuda dengan vaksin tertentu. Kemudian, tubuh kuda atau kelinci tersebut pun akan membentuk antibodi. Plasma darah yang mengandung antibodi dalam hewan tersebut lah yang kemudian diisolasi.

Namun, serum umumnya bukan dilakukan sebagai pencegahan penyakit, melainkan sebagai pengobatan. Misalnya saja, ketika seseorang digigit ular berbisa, maka ia bisa ditolong dengan menyuntikkan serum anti bisa ular.

Pemberian serum sebagai kekebalan buatan ini disebut sebagai kekebalan pasif. Ini karena tubuh tidak perlu aktif dalam membentuk antibodi sendiri.

Langkah yang dilakukan untuk membuat tubuh menjadi kebal / imun, baik yang dilakukan melalui vaksinasi maupun melalui pemberian serum, disebut sebagai imunisasi. Jika merujuk pada jenis kekebalan tubuh di atas, maka jenis imunasi tubuh juga ada dua macam, yakni imunisasi amamiah dan imunisasi buatan.

Imunisasi alamiah adalah ketika tubuh telah terinfeksi penyakit tertentu sehingga akhirnya mendapatkan kekebalannya. Sedangkan untuk imuniasi buatan atau artificial ini terjadi ketika tubuh memperoleh kekebalan karena pemberian vaksin maupun serum.

Macam Macam Vaksin
Kekebalan tubuh yang diperoleh karena vaksinasi umumnya hanya dapat terjadi dalam jangka waktu tertentu. Karenanya, permberian vaksin harus diulangi lagi setelah durasi tertentu pula. Batas waktu ini ada karena jumlah antibodi dalam tubuh yang dapta semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga akan ikut menurun.

Ada beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Penyakit tersebut misalnya : pertusis, cacar, campak, dipteri, tuberkulosis, hepatitis B, tetanus, polio, tifus, dan demam kuning.

Umumnya, vaksin dari beberapa penyakit tersebut diproduksi dalam skala besar dan harganya relatif murah sehingga dapat terjangkau masyarakat.

Secara garis besar, vaksin dapat dikelompokkan dalam 4 jenis. Jenis vaksin tersebut, yaitu:
1. Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin jenis ini dibuat dari mikroorganisme yang telah dilemahkan.
2. Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin jenis ini dibuat dari mikroorganisme yang telah dimatikan.
3. Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin jenis ini dibuat dari toksin (racun) mikrooganisme yang telah dilemahkan atau diencerkan konsentrasinya.

4.  Vaksin hepatitis B. Vaksin jenis ini berasal dari protein mikroorganisme.